Berita  

Cawagub Costan Karma Dikritik Tajam Karena Mencalonkan Diri Tanpa Restu Adat : Dewan Adat Telah Menunjuk Aryoko Rumaropen

Jayapura. Dalam sebuah diskusi terbatas bertajuk “Biak: Masa Lalu, Kini, dan Masa Depan”, Tokoh Muda Intelektual dan Aktivis Dewan Adat Suku Biak, Zadrach Faidiban, melontarkan kritik tajam terhadap Calon Wakil Gubernur Papua, Costan Karma.

Diskusi tersebut berlangsung di salah satu kafe ternama di Kota Jayapura ( Sabtu 3 Mei 2025) dan turut dihadiri oleh Ketua Umum Relawan “MARI YO MANIA Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Pilihanku”, Hendrik Yance Udam (HYU).

Zadrach menilai bahwa langkah Costan Karma maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Benhur Tomi Mano (BTM) dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Papua 6 Agustus 2025, bertentangan dengan hasil musyawarah adat besar suku Biak. Dalam musyawarah tersebut, Dewan Adat telah merekomendasikan Aryoko Rumaropen sebagai representasi suku Biak untuk mendampingi Matius Derek Fahikri.

“Costan Karma tidak menghormati hasil keputusan adat. Sebagai anak Biak, seharusnya beliau memahami dan menghargai mekanisme adat, bukan justru memaksakan diri maju di luar hasil musyawarah,” tegas Zadrach.

Ia juga mengungkapkan kekecewaan masyarakat Biak atas sikap inkonsisten Costan Karma. Sebelumnya, saat Pilkada 2024, Costan menolak maju dengan alasan usia dan keterbatasan dana. Namun kini, ia justru secara tiba-tiba menggantikan Yermias Bisay yang didiskualifikasi.

Sementara itu, HYU dalam kesempatan yang sama menilai bahwa pencalonan Costan Karma justru menghambat regenerasi politik orang Biak. Ia menyarankan agar tokoh senior seperti Costan memberi ruang bagi generasi muda untuk tampil.

“Costan Karma adalah masa lalu. Saatnya generasi baru seperti Aryoko Rumaropen diberi tempat. Jika benar beliau menghormati adat dan masa depan Biak, maka sebaiknya beliau mundur dari pencalonan,” ujar HYU.

Lebih lanjut, HYU menekankan bahwa semua jabatan strategis telah dilalui oleh Costan Karma, dari Sekda hingga Pj Gubernur Papua. Oleh karena itu, jika ingin maju lagi di Pilgub, sebaiknya sebagai calon gubernur, bukan wakil.

“Setiap masa ada pemimpinnya, dan setiap pemimpin ada masanya,” tutup HYU, menyerukan agar rakyat Tabi-Saireri, khususnya Biak dan Supiori, bijak dalam menentukan pilihan di PSU Pilgub Papua dan  memberikan suaranya kepada Calon Gubenur Papua Matius Derek Fakhiri ( MDF ) dan Aryoko Rumaropen ( AR ) sebagai wakil Gubenur Papua

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *