Ketum Gercin Indonesia Sebut Ada Agenda Politik Tersembunyi BRICS yang di Motori Oleh China dan Rusia

Jakarta.Fakta Harian.Com – Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (DPN Gercin Indonesia), Hendrik Yance Udam (HYU), mengungkapkan dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Rabu (29/1), bahwa keberadaan BRICS—sebuah blok negara-negara berkembang yang dipimpin oleh China dan Rusia—dapat memicu ketegangan global yang lebih besar dan berpotensi mengancam stabilitas politik dan ekonomi Amerika Serikat (AS).

Menurut HYU, kehadiran BRICS ini merupakan “inkarnasi” dari Uni Soviet (US) yang dahulu berperan sebagai kekuatan besar di dunia. Ia menyebutkan bahwa BRICS bukan hanya sekadar aliansi ekonomi, tetapi juga sebuah manuver politik dari China untuk menyaingi dominasi AS dan sekutunya di ranah global. Hal ini, kata HYU, dapat memicu ketegangan yang berisiko mencetuskan Perang Dunia Ketiga antara blok Barat dan Timur.

China, yang saat ini menjadi pesaing utama AS dalam sektor ekonomi dan teknologi, disebut oleh HYU berambisi untuk menggulingkan hegemoni AS di bidang geopolitik dan geoekonomi. Salah satu tujuannya adalah menghilangkan dominasi dolar AS sebagai mata uang utama dalam transaksi internasional.

Menurut HYU, meskipun China bisa jadi tidak mampu menantang AS sendirian, dengan membentuk BRICS, China berusaha merangkul negara-negara besar di blok timur untuk menciptakan kekuatan yang lebih seimbang dan bersama sama menghancurkan Hegomi  AS di panggung geopolitik dan ekonomi Dunia

HYU juga menyoroti potensi agenda politik tersembunyi China, yang ingin mengintegrasikan Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Langkah tersebut, menurutnya, bisa memicu konflik langsung antara China dan AS, yang dapat berdampak luas pada kestabilan global. Jika China memaksakan ambisinya melalui kekuatan militer, dampaknya bisa sangat besar, mengganggu ekonomi global, menaikkan harga minyak dunia, serta mengganggu perdagangan internasional.

“BRICS bukan sekadar tentang ekonomi, tetapi juga sebuah aliansi strategis yang dibentuk untuk melawan dominasi AS dan sekutunya,” jelas HYU. Ia menambahkan bahwa sejarah mencatat bagaimana AS telah menjatuhkan pemerintahan yang tidak sejalan dengan kepentingannya, termasuk di negara-negara Eropa Timur dan Timur Tengah.

Sebagai penutup, HYU memperingatkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh BRICS bisa menjadi cikal bakal ketegangan yang jauh lebih besar di masa depan. Dunia kini harus lebih waspada terhadap dinamika politik dan ekonomi yang semakin kompleks ini, yang bisa berpotensi mengubah tatanan global yang telah ada,”tutup HYU

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *