Berita  

Toam, Mengingatkan Marinus Yaung Untuk Menjaga Etika dan Tanggung Jawabnya Sebagai Pendidik di Universitas Cenderawasih.

Jayapura,Fakta Harian, Com  – Dosen Universitas Cenderawasih (Uncen) Provinsi Papua, Marinus Yaung, belakangan ini terlibat dalam manuver politik yang memanfaatkan ayat-ayat suci Alkitab untuk mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Provinsi Papua, MDF dan Aryoko Rumaropen, yang terdaftar pada nomor urut dua. Tindakan ini menuai reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (DPC Gercin Indonesia) Kabupaten Keerom, Ronald Toam.

Pada Sabtu, 30 November 2024, saat berada di Arso, Kabupaten Keerom, Toam dengan tegas meminta Marinus Yaung untuk menghentikan penggunaan ayat-ayat suci Alkitab dalam konteks politik praktis. Toam menyatakan, meskipun Yaung berhak mendukung calon yang ia pilih dalam Pilkada Gubernur Papua, ia diingatkan agar tidak mencampurkan urusan agama dengan politik demi menghindari potensi konflik yang dapat merusak kedamaian Papua.

“Silakan Marinus Yaung membuat narasi-narasi politik untuk memenangkan pasangan nomor urut dua, MDF dan Aryoko Rumaropen. Namun, kami mengingatkan untuk tidak menggunakan ayat-ayat firman Tuhan yang ada dalam Alkitab untuk tujuan politik,” kata Toam.

Toam menambahkan, jika ayat-ayat tersebut terus digunakan dalam manuver politik, hal itu dapat memperburuk dinamika politik di Papua, bahkan menimbulkan konflik vertikal maupun horizontal. Ia memperingatkan Yaung agar tidak mengikuti jejak Yudas Iskariot yang tercatat dalam Alkitab, yang mengkhianati Yesus dengan menjual-Nya untuk tiga keping uang perak.

Lebih lanjut, Toam mengingatkan bahwa peristiwa serupa pernah terjadi di Jakarta lima tahun lalu, ketika penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an untuk menyerang calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), memicu polarisasi agama dan memperburuk konflik politik. Toam mengungkapkan kekhawatirannya bahwa hal serupa bisa terjadi di Papua jika isu agama digunakan dalam Pilkada Gubernur Papua.

“Kami berharap Marinus Yaung fokus pada peranannya sebagai dosen di Uncen, menjadi teladan bagi mahasiswa, dan mendidik calon pemimpin Papua yang lebih bijaksana dan terbuka. Jangan biarkan politik praktis merusak kedamaian dan persatuan di tanah Papua,” tegasnya.

Sebagai penutup, Toam menegaskan bahwa penggunaan ayat suci dalam manuver politik praktis harus dihentikan untuk menjaga keharmonisan di Papua, sekaligus mengingatkan Marinus Yaung untuk menjaga etika dan tanggung jawabnya sebagai pendidik di Universitas Cenderawasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *