𝗞𝗲𝘀𝗮𝗸𝘀𝗶𝗮𝗻 𝗛𝗶𝗱𝘂𝗽 𝗱𝗶 𝗛𝗮𝗿𝗶 𝗠𝗶𝗻𝗴𝗴𝘂 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗲𝗹𝗮𝗻𝗴 𝗣𝗮𝘀𝗸𝗮𝗵 𝟮𝟬𝟮𝟱, 𝗞𝗲𝗻𝗮𝗽𝗮 𝗦𝗮𝘆𝗮 𝗠𝗮𝘂 𝗠𝗗𝗙 𝗚𝘂𝗯𝗲𝗿𝗻𝘂𝗿 𝗣𝗮𝗽𝘂𝗮, 𝗕𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗕𝗧𝗠 ?

Marinus Yaung

Warga Kota Jayapura Papua.

 

Jayapura.Fakta Harian.Com –Tahun 2008, ketika saya terpilih jadi anggota KPU Kota Jayapura, 𝗯𝘂𝗮𝗵 𝘀𝘂𝗹𝘂𝗻𝗴 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮 yang saya terimah dari KPU Kota Jayapura, saya berikan semuanya beserta bonus – bonusnya, kepada Pdt. Abimelek Letedara, untuk mendukung pekerjaan misi di Mission Training Center Sentani dan di wilayah misi 9 kabupaten Pegunungan Bintang.

Saya berdoa kepada Tuhan Yesus, agar saya bisa bekerja dengan takut akan Tuhan dan penuh integritas, untuk bisa berkontribusi melahirkan seorang Walikota Jayapura, yang hidupnya takut akan Tuhan dan penuh integritas. Namun saya gagal melahirkan Walikota Jayapura tahun 2010, sesuai doa dan misi saya di KPU Kota Jayapura.

Saya tidak mau gagal kedua kali. Itu sebabnya, saya berdoa dan minta kepada Tuhan Yesus sekali lagi agar 𝗠𝗮𝘁𝗵𝗶𝘂𝘀 𝗗. 𝗙𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿𝗶 ( 𝗠𝗗𝗙 ) bisa 𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝗸𝗮𝗿𝘂𝗻𝗶𝗮 𝗧𝘂𝗵𝗮𝗻 𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 untuk terpilih di PSU untuk menjadi Gubernur Provinsi Papua tahun 2025.

Untuk memastikan hal ini, saya perlu melakukan bagian saya. Saya akan berusaha memastikan komisioner KPU Provinsi yang berperan ganda sebagai tim sukses paslon rivalitas, harus dibersihkan dan tidak boleh mereka menjadi penyelenggara PSU Pilgub Papua.

Kalau PSU bersih dari komisioner 𝘁𝗶𝘁𝗶𝗽𝗮𝗻 𝗿𝗶𝘃𝗮𝗹𝗶𝘁𝗮𝘀, dijamin pelaksanaan PSU tahun 2025 bisa berjalan adil dan demokratis.

Saya tidak ingin Provinsi Papua dipimpin oleh orang yang bicara Tuhan Yesus di mulut, tapi hatinya menjauh dari Tuhan Yesus.

Saya hanya ingin memastikan bahwa kesalahan suksesi kepemimpinan di Kota Jayapura, tahun 2010, tidak boleh terulang kembali ke PSU Pilgub Papua tahun 2025 ini.

Gambaran sukses kepemimpinan yang bermasalah satu dekade lalu di kota Jayapura. Akhir Tahun 2010 – 2011, saya menjabat sementara ketua KPU Kota Jayapura. Saya harus memimpin pleno penetapan Walikota terpilih di Pilkada Walikota Jayapura pada November 2010.

Salah satu paslon Walikota Jayapura menggunakan semua sumber dayanya, untuk menekan saya agar memutuskan pleno satu putaran dengan menangkan mereka sebagai Walikota dan Wakil Walikota Jayapura terpilih.

Saya dijanjikan uang milyaran rupiah dan jaminan keamanan untuk hidup saya, jika berhasil memutuskan pleno satu putaran, bukan dua putaran.

Tetapi saya menolak. Saya tidak mau diatur dan didikte oleh pasangan calon siapapun. Saya jaga betul integritas saya.

Saya pimpin pleno KPU Kota Jayapura, dan menetapkan paslon BTM dan pasangannya, dan Yan H. Hamadi dan pasangannya, lanjutan putaran kedua Pilkada Kota Jayapura.

Saya diancam oleh satu pasangan calon, dan pasangan calon lain mengirim utusan seorang wartawan berinisial CA untuk mengantar uang ratusan juta dari oknum berinisial YM, untuk diserahkan ke saya.

Saya menolak uang ratusan juta tersebut dan sarankan CA untuk sampaikan ke oknum YM agar bawa uang tersebut, serahkan ke gereja sebagai ucapan syukur dan terimakasih kepada Tuhan.

Saya tidak mau pemimpin korup memimpin di tanah injil Papua. Karena itu, saya mau Papua harus dipimpin oleh seorang Gubernur Papua, 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗻𝘆𝘂𝗮𝗽𝗮𝗻 kepada komisioner KPU untuk membantunya terpilih sebagai Gubernur.

Saya berharap bahwa 𝗠𝗮𝘁𝗵𝗶𝘂𝘀 𝗗. 𝗙𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿 (𝗠𝗗𝗙) tidak akan memilih cara – cara penyuapan atau praktek KKN untuk menang dalam PSU Pilgub Papua.

Itu sebabnya saya mengajak semua yang memiliki hak pilih di Provinsi Papua, untuk memilih MDF sebagai sebagai Gubernur Papua, karena beliau hatinya baik dan masih memiliki integritas yang bisa diharapkan kita semua.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *