Jakarta.Fakta Harian,Com – Willem Ansanay (WFA), Ketua Dewan Pembina Garuda Nusantara (GN), mengumumkan penarikan dukungan politik organisasi yang dipimpinnya terhadap calon Gubernur Papua, Benhur Tomy Mano (BTM), dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Papua yang dijadwalkan pada Agustus 2025. Pernyataan ini disampaikan oleh WFA melalui sambungan telepon pada tanggal 2 April 2025, di Jakarta. Kepada media ini
Dalam percakapan tersebut, WFA yang juga Ketua DPP Barisan Relawan Jokowi Presiden/ Barisan Relawan Jalan Perubahan (Bara JP,) menegaskan bahwa Garuda Nusantara awalnya sangat konsisten mendukung BTM dalam Pilgub Papua.
Namun, belakangan ini, dukungan itu dicabut seiring dengan adanya ketegangan internal dan sikap keras dari pihak-pihak tertentu yang terkait dengan BTM, khususnya terkait tuduhan yang dilontarkan terhadap Presiden ke 7 RI Joko Widodo (Jokowi) Ketua Dewan Pembina Bara JP.
“Kami menarik diri karena Presiden ke 7 RI Jokowi selalu dicaci maki dan dituduh tanpa dasar yang jelas, padahal beliau telah membawa PDIP meraih kejayaan selama dua periode,” ungkap WFA.
Selain itu, WFA mengungkapkan bahwa keputusan ini juga dipengaruhi oleh ketidakjelasan pilihan calon wakil gubernur (Cawagub) yang menggantikan Yeremias Bisay, serta ketidakadilan terhadap calon dari wilayah Yapen yang sebelumnya mendukung BTM.
“Tidak adanya pengakuan terhadap calon-calon dari Yapen seperti Anthonius Ayorbaba dan Velix Wanggai menjadi salah satu alasan kami menarik diri. Kami juga menilai bahwa isu kesukuan dan wilayah adat tidak boleh menjadi penghalang bagi siapa pun untuk maju sebagai calon Gubernur di wilayah Papua,” tegas WFA.
Dalam kesempatan itu, WFA juga menjelaskan bahwa Garuda Nusantara, yang awalnya mendukung BTM, kini mendukung pasangan calon yang diusung oleh Partai Golkar pada PSU mendatang.
Jadi Kalau Ketua Garuda Nusantara Papua Tidak loyal maka kami akan Ganti . “atau jika Ketua Garuda Nusantara Papua tidak menghubungi saya, maka saya akan menunjuk ketua baru yang akan meneruskan perjuangan kami untuk mendukung rekomendasi Partai Golkar yaitu MARIO – YO,” ujarnya.
WFA juga menambahkan bahwa pengunduran dirinya dari dukungan terhadap BTM bukanlah karena tidak didaulat sebagai calon wakil gubernur, melainkan lebih pada pertimbangan bahwa perjuangan untuk mendukung keberagaman dan keberlanjutan kebersamaan antar suku dan wilayah adat Papua harus tetap dijaga.
Ketika ditanya mengenai peluang pasangan MARI-YO untuk menang, WFA optimis bahwa mereka akan memenangkan PSU. Menurutnya, seluruh perhatian dan dukungan kini terfokus pada satu pilkada, yaitu Pilgub Papua. “Dengan dukungan dari lima bupati dari Partai Golkar dan dua dari Partai Demokrat, serta jaringan relawan yang terus bergerak, kami percaya MARI-YO akan berhasil,” tutup WFA.