Jayapura. Sosok Hendrik Yance Udam (HYU), mantan wartawan yang malang melintang di dunia media nasional—dari Papua, Jakarta hingga kota-kota besar lainnya—resmi kembali ke gelanggang politik tanah kelahirannya papua .
Dengan semangat juang tinggi, HYU menyatakan “turun gunung” untuk memenangkan pasangan Mathius D. Fakhiri dan Aryoko Rumaropen (MARI-YO) dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Papua 2025.
Tidak hanya sekadar pernyataan, HYU langsung membentuk Relawan MARI-YO Mania, sebuah gerakan politik berbasis akar rumput sebagai mesin utama pemenangan,’ Kata HYU kepada sejumlah wartawan usai penutupan Rapimda Partai Golkar Papua di Swiss-Belhotel Jayapura, ( Selasa 6 Mei 2025 ) HYU mengungkapkan tekadnya.
“Saya turun gunung bukan karena ikut-ikutan, tapi karena saya percaya MARI-YO adalah masa depan Papua,” tegasnya lantang.
HYU, yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (DPN Gercin Indonesia ), meyakini bahwa MARI-YO mewakili harapan baru bagi generasi muda Papua. Menurutnya, pasangan lawan, Benhur Tomi Mano dan Constan Karma (BTM-CK), lebih menggambarkan masa lalu, sementara MARI-YO adalah simbol perubahan dan kemajuan.
“MARI-YO punya visi yang jelas, mereka pemimpin inspiratif yang bisa melahirkan tokoh-tokoh muda masa depan Papua,” tambah HYU.
Dengan pengalaman panjang di dunia jurnalistik, HYU tahu betul bagaimana memainkan peran media sebagai senjata politik. Ia menyebutkan kutipan legendaris Napoleon Bonaparte sebagai landasan strateginya:
“Pedang mungkin menakutkan, tapi pena wartawan bisa mengubah dunia. Media adalah alat propaganda paling ampuh.”
HYU berjanji akan menggunakan segala pengetahuannya untuk membangun citra MARI-YO dan memastikan kemenangan mereka di PSU Pilgub Papua pada 6 Agustus 2025 mendatang. Ia menyebut ini sebagai perjuangan tulus, bukan sekadar ambisi politik.
“Saya tak ragu. MARI-YO akan memimpin Papua 2025–2030. Ini soal keyakinan, bukan sekadar pencitraan.”
Kehadiran HYU dalam barisan pemenangan MARI-YO menjadi warna baru dalam percaturan politik Papua. Dengan gaya komunikasinya yang cerdas dan strategi lapangan yang militan, ia siap mengubah medan politik Papua dan mewujudkan kepemimpinan baru yang visioner, modern, dan membumi.
