Pembukaan Dokumen JFK dan Martin Luther King Jr,Tersebut Berisiko Merusak Kepercayaan Publik Terhadap Pemerintah, Baik di AS maupun di Negara Lain.

Jakarta.Fakta Harian.Com – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif untuk membuka dokumen rahasia terkait pembunuhan mantan Presiden John F. Kennedy (JFK) dan adiknya, Robert F. Kennedy, serta pembunuhan aktivis hak-hak sipil, Martin Luther King Jr. Keputusan ini berpotensi mengungkap banyak hal yang selama ini menjadi misteri dan teori konspirasi, khususnya terkait peristiwa pembunuhan yang terjadi pada tahun 1960-an.

Trump, dalam pidatonya setelah menandatangani perintah tersebut di Gedung Putih pada Jumat (24/1/2025), menyatakan, “Ini sesuatu yang besar. Banyak orang telah menunggu ini selama bertahun-tahun, dan sekarang semuanya akan terungkap.” Berdasarkan instruksi Trump, lembaga intelijen AS diberikan waktu 15 hari untuk merencanakan perilisan dokumen terkait pembunuhan JFK, sedangkan dokumen pembunuhan Robert F. Kennedy dan Martin Luther King Jr. harus dipresentasikan dalam waktu 45 hari.

Meskipun Lee Harvey Oswald telah dijatuhi hukuman sebagai pembunuh JFK, banyak pihak masih meragukan kebenaran versi resmi. Hal serupa terjadi pada kasus pembunuhan Martin Luther King Jr., yang hingga kini masih menjadi topik perdebatan. Menanggapi keputusan Trump, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Cinta Indonesia (Gercin Indonesia), Hendrik Yance Udam (HYU), menyatakan bahwa kebijakan ini sangat berani dan berpotensi menimbulkan pro dan kontra di dalam negeri AS serta bisa memengaruhi geopolitik global.

“Jika dokumen yang berkaitan dengan pembunuhan-pembunuhan tersebut dibuka, dampaknya bisa signifikan, baik di dalam negeri AS maupun di tingkat internasional. Ini bisa mengungkap kebenaran yang selama ini disembunyikan atau malah memicu spekulasi baru,” kata HYU. Ia menambahkan, pembukaan dokumen tersebut berisiko merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah, baik di AS maupun di negara lain.

Selain itu, HYU juga menyebutkan bahwa pembukaan dokumen ini berpotensi membuka tabir konspirasi yang lebih luas, termasuk kemungkinan keterlibatan CIA dalam penggulingan Presiden Soekarno di Indonesia. Dalam konteks Perang Dingin, Indonesia dianggap sebagai negara strategis, dan kebijakan luar negeri Soekarno yang cenderung netral serta lebih dekat dengan negara-negara komunis, terutama China, menjadi alasan bagi AS untuk berusaha mengurangi pengaruh komunis di Asia Tenggara.

Sejumlah teori konspirasi mengaitkan keterlibatan CIA dalam peristiwa-peristiwa yang mengarah pada penggulingan Soekarno, termasuk Gerakan 30 September 1965 (G30S), yang akhirnya membuka jalan bagi Jenderal Soeharto untuk mengambil alih kekuasaan. Meskipun belum ada bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan langsung CIA dalam penggulingan Soekarno, sejumlah dokumen deklasifikasi yang telah dirilis memperlihatkan adanya dukungan dari AS terhadap Soeharto setelah peristiwa tersebut.

Dengan keputusan Trump untuk membuka dokumen-dokumen rahasia ini, kemungkinan akan semakin terungkap hubungan politik global yang lebih kompleks di balik peristiwa-peristiwa besar tersebut, yang bisa mengguncang banyak pihak, baik di dalam negeri AS maupun di luar negeri,’tutup HYU

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *