HYU : Penggunaan Isu Identitas Seperti Agama Kristen dan Suku Tabi serta Saireri sebagai modal politik berisiko Memecah Belah Persatuan Masyarakat Papua

Jayapura.Fakta Harian.Com  – Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (DPN Gercin Indonesia), Hendrik Yance Udam (HYU), dengan tegas mengingatkan tim sukses calon Gubernur Papua, Benhur Tomi Mano (BTM), dan calon Wakil Gubernur, Costan Karma (CK), untuk tidak memanfaatkan isu identitas agama dan suku dalam kampanye Pilgub Papua. Hal ini disampaikan HYU dalam konferensi pers yang diadakan di Jayapura pada Minggu (6/4/2025).

HYU menekankan bahwa penggunaan isu identitas seperti agama Kristen dan suku Tabi serta Saireri sebagai modal politik berisiko memecah belah persatuan masyarakat Papua. “Kami memonitor grup WhatsApp dan media sosial, dan sangat disayangkan bahwa tim sukses BTM-CK menggunakan istilah ‘Demi Harga Diri Tabi’ atau ‘Saireri’ serta agama Kristen untuk menarik simpati masyarakat. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur bukanlah pemilihan kepala suku atau ketua sinode gereja,” tegasnya.

Menurut HYU, banyak orang dari suku Tabi dan Saireri, serta umat Kristen, yang justru mendukung calon lain seperti Mathius  Derek Fakhir (MDF) dan Aryoko Rumaropen. Ia mengingatkan agar tim sukses BTM-CK tidak mengklaim dukungan dari kelompok tersebut secara sepihak.

“Isu identitas agama dan suku hanya akan memicu ketegangan sosial dan bahkan berpotensi menciptakan konflik horizontal di tengah masyarakat Papua,” tambahnya.

HYU juga menegaskan agar masyarakat Papua tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu identitas yang dibangkitkan demi kepentingan politik sesaat. Ia menyerukan agar masyarakat bijak dalam memilih pemimpin berdasarkan kualitas dan visi pembangunan, bukan berdasarkan afiliasi agama atau suku.

Dalam penjelasannya, HYU memberikan beberapa dampak buruk yang dapat timbul dari penggunaan isu identitas dalam Pilgub Papua, di antaranya:

  1. Polarisasi Sosial yang dapat memperburuk hubungan antar kelompok di Papua.
  2. Mengabaikan Isu Substantif yang lebih penting untuk pembangunan daerah seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
  3. Menghancurkan Toleransi dan Kerukunan Antar Agama dan Suku di masyarakat yang majemuk.
  4. Potensi Konflik Horizontal yang bisa menimbulkan kekerasan dan ketegangan sosial antar kelompok.

HYU mengajak masyarakat Papua untuk tidak terjebak dalam permainan politik identitas dan untuk lebih mengutamakan persatuan serta kepentingan bersama demi kemajuan daerah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *