Jayapura.Fakta Haran.Com – Pernyataan kontroversial yang memuat frasa “Macam Ambai Itu Surga yang Menentukan Kehidupan Kekal” yang diduga dari salah satu tim sukses pasangan calon Benhur Tomi Mano (BTM) dan Costan Karma, Pendeta Petrus Imoliana, tengah menjadi perbincangan hangat dan viral di media sosial serta grup-grup WhatsApp.
Frasa tersebut langsung memantik respons keras dari berbagai pihak, terutama Ketua Umum Relawan MARI YO MANIA, Hendrik Yance Udam (HYU), yang menyebut pernyataan itu sebagai bentuk penghinaan terselubung terhadap Suku Ambai – salah satu suku tua yang mendiami wilayah Kepulauan Yapen, Papua.
“Penggunaan nama ‘Ambai’ dalam konteks tersebut sangat kami sesalkan. Ini bukan sekadar metafora. Ini bentuk ketidakpahaman terhadap nilai-nilai kultural dan spiritual yang di junjung tinggi. Kami merasa ada upaya merendahkan identitas suku ambai ,” tegas HYU dalam konferensi pers usai deklarasi 10 distrik Relawan MARI YO MANIA di wilayah adat Grime Nawa, Kabupaten Jayapura. ( 16 April 2025)
HYU menambahkan, ucapan tersebut sangat tidak pantas keluar dari seorang hamba Tuhan, apalagi dalam konteks politik yang rentan menimbulkan gesekan. “Seharusnya seorang pendeta menjaga tutur kata dan menjunjung tinggi nilai harmoni, bukan sebaliknya,” ujarnya.
Suku Ambai dikenal dengan kekayaan budaya laut, adat istiadat yang kental, serta relasi spiritual yang kuat dengan alam. Identitas mereka bukan sekadar nama, tapi simbol kehormatan yang diwariskan leluhur dan dijaga lintas generasi.
HYU juga menegaskan bahwa Suku Ambai telah banyak berkontribusi untuk Tanah Papua, baik di sektor pemerintahan maupun swasta. Tokoh-tokoh besar seperti mantan Menteri Fredy Numberi, Pj Gubernur Papua Pegunungan Velix Wanggai, Sekwan DPRP Papua Yuliana Waromi, dan masih banyak lagi, merupakan putra-putri terbaik Suku Ambai.
“Kami tidak menginginkan konflik. Namun, jika kehormatan kami terusik, kami pun tidak akan diam. Kami menuntut klarifikasi segera dari pihak yang mengeluarkan pernyataan tersebut dan meminta pemerintah serta lembaga adat menelusuri asal-usul frasa itu,” tutup HYU dengan nada tegas.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pendeta Petrus Imoliana atau pihak tim sukses BTM – CK yang diduga menjadi sumber pernyataan tersebut.