Jayapura.Fakta Harian.Com – Ketegangan politik jelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Papua semakin memanas. Kali ini, sorotan tajam datang dari Wakil Ketua DPD Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (Gercin) Provinsi Papua, Jhon Mampokem, yang mengecam keras tindakan admin Grup WhatsApp “Bintang Papua” yang mengeluarkan Ketua Umum DPN Gercin Indonesia, Hendrik Yance Udam (HYU) dari grup tersebut.
Menurut Mampokem, tindakan tersebut mencerminkan sikap emosional dan buruknya etika politik dari Tim Sukses pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua, Benhur Tomi Mano – Costan Karma (BTM-CK).
“Tim Sukses BTM-CK tidak dewasa dan tidak siap menerima perbedaan pendapat dalam demokrasi. Mereka juga melakukan intimidasi terhadap Bung HYU yang hanya menyampaikan pandangan kritisnya tentang bahaya politisasi identitas,” ujar Mampokem kepada wartawan di Jayapura.
Ia menjelaskan bahwa HYU hanya menyampaikan pandangan mengenai isu politik identitas yang dinilai berpotensi memecah belah masyarakat dan menimbulkan konflik horizontal maupun vertikal. Namun, bukan mendapat tanggapan dewasa, justru HYU dikeluarkan oleh admin grup, Jon Ondi.
“Kami menyesalkan sikap arogan admin grup tersebut. Bukannya membuka ruang dialog yang sehat, mereka justru membungkam pandangan berbeda dan menyaring informasi sepihak,” tegasnya.
Lebih lanjut, Mampokem menuding admin grup Bintang Papua hanya terdiri dari segelintir orang yang mengklaim diri sebagai relawan BTM-CK. Namun ironisnya, grup tersebut juga memasukkan pendukung dari calon lain seperti Mathius D. Fakhiri (MDF), sehingga menurutnya menunjukkan indikasi permainan dua kaki.
“Kalau mereka memang relawan BTM-CK, seharusnya grup itu eksklusif untuk pendukung BTM saja. Ini malah mencampur pendukung dari dua kubu dan berujung pada sikap tidak profesional serta indikasi hanya mengejar keuntungan finansial,” tegas Mampokem.
Ia menambahkan bahwa tindakan seperti ini justru memperburuk citra pasangan BTM-CK di mata publik dan menciptakan rekam jejak digital yang negatif.
“HYU tidak mempermasalahkan dikeluarkan dari grup. Tapi publik harus tahu, bahwa inilah wajah asli relawan hore-hore yang hanya cari panggung dan uang,” tutup Mampokem.